Rabu, 10 Desember 2014

Makalah Masalah Utama Perekonomian

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Masalah perekonomian Indonesia akhir-akhir semakin menghangat, dan banyak
ahli ekonomi kita malah semakin pesimis dengan program pemulihan ekonomi
Indonesia dapat tercapai dalam waktu dekat.Maka dengan ini saya ingin membahas sedikit tentang masalah dan kebijakan ekonomi di Indonesia dan Negara maju dan berkembang. Memahami Masalah Global.
 Interaksi ekonomi suatu Negara banyak pula diwujudkan dalam perdagangan internasional dan kerja sama ekonomi internasional. Tidak heran, Negara Indonesia banyak menerima bantuan dari luar negeri, terutama saat krisis.

B.   IDENTIFIKASI MASALAH
 Sesuai dengan judul makalah ini “Masalah,tujuan dan kebijakan ekonomi”, terkait dengan pelaksanaan program pemerintah untuk memperbaiki masalah ekonomi di Indonesia terhadap pelaksanaan program tersebut. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.     Bagaimana peran pemerintah terhadap pelaksanaan program masalah ekonomi diindonesia.
2.     Bagaimana cara pemerintah mengatasi atau meningkatkan perekonomian di indonesia ?
D.  PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.     Bagaimana deskripsi pemerintah terhadap pelaksanaan program perekonomian di indonesia?
2.     Bagaimana deskripsi cara agar persoalan masalah perekonomian di Indonesia teratasi?




















BAB II
PEMBAHASAN

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Masalah Utama Perekonomian
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan bertambahnya jumlah barang dan jasa yang diproduksi masyarakat.
Perkembangan teknologi juga mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Teknologi produksi yang makin maju menyebabkan jumlah produksi bertambah dengan sangat baik.
Salah satu faktor penting penentu pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan nasional. Bila pendapatan nasional terus-menerus meningkat dengan tajam bisa diharapkan pertumbuhan ekonomi juga meningkat.
2. Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi
Perekonomian selalu mengalami kondisi naik turun dari satu period eke periode lainnya. Hal ini bisa diakibatkan oleh kondisi perusahaan-perusahaan yang berada dalam perekonomian tersebut.
Bila suatu Negara menerapkan sistem ekonomi liberal yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, perkembangan ekonomi di Negara tersebut cenderung labil. Para ahli ekonomi percaya bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar/liberal perkembangan ekonomi memang labil.
3. Pengangguran
Faktor utama penyebab pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Dalam suatu perekonomian, pada umumnya pengeluaran agregat yang terjadi lebih rendah daripada pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran. Selain itu, pengangguran bisa juga disebabkan oleh karena pekerja mencari pekerjaan yang lebih baik, penggunaan peralatan yang lebih modern.
Pengangguran berdampak buruk terhadap perekonomian dan sosial individu yang mengalaminya. Seorang yang menganggur tidak memiliki pendapat sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan keluarganya. Hal ini bisa menjadi tekanan bagi pelakunya dan bisa menimbulkan masalah sosial seperti kejahatan danp encurian, bahkan pembunuhan.

4.   Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa
b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
c. Kenaikan harga barang impor
d. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998. akibatnya angka inflasi mencapai 70%.
5. Ketidakseimbangan Neraca Perdagangan dan Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan transaksi yang menunjukkan aliran pembayaran dari Negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke Negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.

1.      Sumber daya manusia
1.     Jumlah tenaga kerja (kurang)
2.     Restruktur perusahaan
2.    Masalah globalisasi ekonomi
1.     masuknya produk Negara berkembang ke negra maju
2.     perpindahan investasi dari Negara maju ke Negara berkembang
3.     krisis ekonomiu di Negara berkembang
3 Masalah hidup


TUJUAN EKONOMI

TUJUAN EKONOMI YANG DIDAMBAKAN

1.     Pertumbuhan Ekonomi. Diharapkan standar hidup masyarakat lebih tinggi. Produksilah lebih banyak barang dan jasa dengan kualitas lebih baik atau kembangkan standar kehidupan yang lebih tinggi.
2.     Efisiensi ekonomi (manfaat maksimum). Diusahakan dengan biaya minimal dari produktifitas terbatas yang tersedia.
3.     Kesempatan kerja penuh. Pekerjaan cocok harus tersedia bagi semua orang yang mampu dan tersedia untuk bekerja.
4.     Stabilitas tingkat harga. Inflasi dan deflasi perlu dihindari. Kebijakan ekonomi disusun atau dirancang guna mencapai tujuan-tujuan ekonomi tertentu.
5.     Kebebasan ekonomi. Para eksekutif bisnis- pekerja dan para konsumen perlu diberi kebebasan tinggi dalam menjalankan aktivitas mereka.
6.     Distribusi pendapatan yang adil (an Equitable Distribution of Income) tidak boleh adanya pihak yang teramat miskin sedangkan pihak lain berkecukupan secara berlebihan.
7.     Kepastian ekonomi
8.     Neraca perdagangan (Balance of Trade). Perlu diupayakan adanya keseimbangan dalam perniagaan internasional dan transaksi-transaksi finansial.


TUJUAN EKONOMI DALAM ISLAM
Dalam pandangan Islam, manusia bukanlah makhluk yang dikutuk karena membawa dosa turunan (original sin), tetapi merupakan khalifah Allah SWT di muka bumi (QS. 2:30). Allah SWT menciptakan bumi dan segala isinya untuk manusia (QS. 2:29) dan memberi kebebasan kepada manusia untuk mengelola sumber daya ekonomi yang tersedia di alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membangun peradaban manusia ke arah yang lebih baik.
Manusia diberi kebebasan untuk mengelola sumber daya ekonomi dan melakukan transaksi perekonomian sesama mereka (muamalah). Mengenai muamalah (kegiatan ekonomi) tersebut terdapat kaidah fiqh yang menyatakan bahwa “Hukum ashal (awal/asli) dari muamalah adalah boleh (mubah) sampai ada dalil yang menyatakan sebaliknya. Artinya, segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan dalil-dalil nash (Al-Quran dan sunnah). Dengan kata lain, kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk tujuan tertentu yang sejalan dengan ajaran Islam.
Menurut Muhammad Umar Chapra, salah seorang ekonom Muslim, tujuan-tujuan kegiatan ekonomi tersebut dapat dirumuskan menjadi 4 macam.
1.      Kegiatan ekonomi atau muamalah bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan ekonomi dalam batas-batas norma-norma moral Islami. Agama Islam membolehkan manusia untuk menikmati rezeki dari Allah namun tidak boleh berlebihan dalam pola konsumsi (QS. 2:60, 168, 172; 6:142; 7:31, 160; 16:114; 20:81; 23:51; 34:15; 67:15).
Di samping itu Allah SWT mendorong umat-Nya untuk bekerja keras mencari rezeki setelah setelah melakukan shalat Jum’at (QS. 62:10). Setiap usaha yang dilakukan oleh manusia seperti bertani, berdagang, dan usaha-usaha halal lainnya dianggap sebagai ibadah. Hal ini menujukkan bahwa usaha untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi yang lebih baik harus menjadi salah tujuan masyarakat Muslim.
2.      Tatanan ekonomi yang diusahakan bertujuan untuk membina persaudaraan dan menegakkan keadilan universal. Islam menginginkan terbinanya tatanan sosial di mana semua individu mempunyai rasa persaudaraan dan keterikatan layaknya suatu keluarga yang berasal dari orangtua yang sama (QS. 49:13).
Dengan demikian, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia jangan sampai menimbulkan rasa permusuhan, peperangan, dan ketidakadilan ekonomi sebagaimana yang masih banyak dijumpai pada saat ini. Dengan adanya rasa persaudaraan sesama umat manusia, tidak akan timbul perebutan sumber-sumber ekonomi dan yang timbul adalah bertolong-tolongan untuk kesejahteraan bersama (QS. 5:2).
3.      Distribusi pendapatan yang seimbang. Islam mempunyai komitmen yang tinggi terhadap persaudaraan manusia dan keadilan. Oleh karena itu, ketidakadilan ekonomi tidak dibenarkan dalam Islam. Ketidakmerataan ekonomi tersebut hanya akan meruntuhkan rasa persaudaraan antar sesama manusia yang ingin dibina oleh Islam. Menurut ajaran Islam, semua sumber daya yang tersedia merupakan ‘karunia Allah SWT yang diberikan kepada semua manusia’ (QS. 2:29), sehingga tidak ada alasan kalau sumberdaya ekonomi itu hanya terkonsentrasi pada beberapa kelompok manusia (QS. 59:7).
Pemerataan tersebut dapat dilakukan melalui zakat, infak, shadaqah, wakaf, dan transaksi-transaksi halal lainnya yang dikelola dengan baik sesuai dengan spirit yang dikandungnya.
4.     Tatanan ekonomi dalam Islam bertujuan untuk mewujudkan kebebasan manusia dalam konteks kesejahteraan sosial. Salah satu misi yang diemban oleh Muhammad saw adalah untuk melepaskan manusia dari beban-beban dan belenggu yang ada pada mereka (QS. 7:157). Khalifah Umar bin Khatab mengatakan, “Sejak kapan kamu memperbudak manusia padahal ibu-ibu mereka melahirkan mereka dalam keadaan merdeka?” Imam Syafii juga mengatakan, “Allah menciptakan kamu dalam keadaan merdeka, oleh karena itu jadilah manusia yang merdeka.” meskipun demikian, kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial haruslah dalam batas-batas yang ditentukan oleh Islam. Artinya kebebasan itu jangan sampai berkonflik dengan kepentingan sosial yang lebih besar dan hak-hak orang lain.



KEBIJAKAN PEMERINTAH
DI BIDANG EKONOMI

A.  Arah Kebijakan dan Sasaran Ekonomi Makro
   Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan meningkatkan investasi dan ekspor serta mendorong indstri pengolahan. Peningkatan investasi dan ekspor didorong dengan meningkatkan daya tarik inestasi baik di dalam maupun di luar negeri; mengurangi hambatan prosedur perizinan, administrasi perpajakan dan kepabeanan; meningkatkan kepastian hukum termasuk terhadap peraturan-peraturan daerah yang menghambat serta meningkatkan diversifikasi pasar ekspor dan mendorong komoditi nonmigas yang bernilai tambah tinggi.
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
Pertumbuhan ekonomi didorong dengan meningkatkan investasi, menjaga ekspor nonmigas, serta memberi stimulus fiscal dalam batas kemampuan keuangan Negara untuk menggerakkan semua sector produksi, terutama industri dan pertanian.
2. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi, tercermin dari kondisi neraca pembayaran, moneter, dan keuangan Negara.
3. Pengangguran dan Kemiskinan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, stabilitas ekonomi yang terjaga, serta berbagai kegiatan pembangunan yang diarahkan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran, jumlah penduduk miskin dan pengangguran terbuka menurun.

B.  INFLASI
Cara-cara Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah segala kebijakan pemerintah di bidang moneter (keuangan) yang dilakukan melalui Bank Indonesia (bank sentral) tujuannya menjaga kestabilan moneter agar kesejahteraan rakyat meningkatkan.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan moneter, ada 3 (tiga) cara yang dilakukan dalam kebijakan fiscal, yaitu sebagai berikut.
a. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
b. Menaikkan tarif pajak.
c. Mengadakan pinjaman pemerintah.
3. Kebijakan Nonmoneter (Kebijakan Riil)
Kebijakan ini bisa ditempuh dengan cara berikut:
a. Menaikkan hasil produksi agar tingkat konsumsi bertambah, sehingga akan menambah uang beredar.
b. Kebijakan upah yang disepakati dengan serikat-serikat buruh agar tidak terjadi banyak tuntutan selama inflasi.
c. Pengawasan dan epnetapan harga karena pengawasan yang tidak intensif dapat menimbulkan pasar gelap (black market).
d. Dampak Inflasi
1) Dampak inflasi terhadap perekonomian sebagai berikut.
a) Invenstasi berkurang akibat turunnya nilai uang yang mengurangi minat orang untuk menabung dan pertumbuhan output nasional dapat turun.
b) Mendorong tingkat bunga melalui lembaga keuangan/perbankan untuk menghindari merosotnya nilai uang.
c)   Mendorong tindakan spekulatif.



























BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Masalah Utama Perekonomian
1.      Pertumbuhan Ekonomi
2.      Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi
3.      Pengangguran .
4.      Inflasi .
5.      Ketidakseimbangan Neraca Perdagangan dan Pembayaran
1. Sumber daya manusia
·         jumlah tenaga kerja (kurang)
·         restruktur perusahaan
2. Masalah globalisasi ekonomi
·         masuknya produk Negara berkembang ke negra maju
·         perpindahan investasi dari Negara maju ke Negara berkembang
·         krisis ekonomiu di Negara berkembang
·         masalah hidup
Tujuan ekonomi yang didambakan
1.   Pertumbuhan Ekonomi
2.   Efisiensi ekonomi (manfaat maksimum).
3.   Kesempatan kerja penuh
4.   Stabilitas tingkat harga
5.   Kebebasan ekonomi.
6.   Distribusi pendapatan yang adil (an Equitable Distribution of Income)
7.   Kepastian ekonomi
8.   Neraca perdagangan (Balance of Trade)

Kebijakan ekonomi
a.  Arah Kebijakan dan Sasaran Ekonomi Makro
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
2. Stabilitas Ekonomi
3. Pengangguran dan Kemiskinan
b. arah kebijakan Inflasi
1.  Kebijakan Moneter
2.  Kebijakan Fiskal
3.  Kebijakan Nonmoneter (Kebijakan Riil)

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. (1990), “Ekonomi mikro”, Yogyakarta: BPFE
Sukirno, Sadono, (1985). “Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar kebijaksanaan”. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Anief, Moh. 2000.”Buku pintar bahasa indonesia.Yogyakarta” : Gadjah Mada University  Press.


1 komentar: