BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan.sebuah kreasi
bukan semata-mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah
pekerjaan kreatif pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa
untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.oleh sebab itu sebuah karya
sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan
manusia kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dari
manusia untuk mengungkapkan eksitensinya.
Biasanya kesustraan dibagi menurut daerah geografis
atau bahasa, jadi yang termasuk dalam kategori sastra adalah: novel
cerita/cerpen, syair,pantun,sandiwara /drama.
Kami mengambil topik ini agar dapat lebih mengetahui
lagi apa yang dimaksud sastra dan agar pengetahuan kita tentang sastra
lebih luas lagi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan Karya sastra?
2. Bagaimana
sejarah perkembangan karya sastra dan pembagiannya?
C. Tujuan Penilitian
1. Agar pengetahuan
tentang karya sastra semakin luas
2. Dapat mengetahui
tentang sejarah sastra Indonesia serta pembagian sastra.
D. Manfaat
Dari hasil laporan penilitian kami kita
dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan tentang karya sastra serta kita
mengetahui sejarah sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari
makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang
ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat,
undang-undang dan sebagainya
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah
ekspresi gagsan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil
budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan
gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Dalam konteks kesenian,kesustraan adalah salah satu
bentuk atau cabang kesenian,yang menggunakan media bahasa sebagai alat
pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya, sehingga sastra juga disamakan
dengan cabang seni lain seperti seni tari,seni lukis, dan sebagainya.
B. Pengertian sastra dari
segi ilmu sastra
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra,
yaitu ilmu sastra teori sastra dan karya sastra.
Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang yang
berhubungan dengan seni sastra.
Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra
meliputi hal-hal berikut :
a. Teori sastra,yaitu cabang ilmu sastra yang
mempelajari tentang asas-asas hokum-hukum,prinsip dasar,seperti
struktur,sifat-sifat,jenis-jenis, serta sistem sastra.
b. Sejarah sastra,yaitu ilmu yang mempelajari
sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
c. Kritik sastra,yaitu ilmu yang mempelajari
karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya
sastra.kritik sastra dikenal juga telaah sastra.
d. Filologi,yaitu cabang ilmu sastra yang
meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai,sikap hidup,dan semacamnya
dari masyarakat yang memilki karya sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai
keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra kesuluruhan.
C. Periodisasi Sastra di
Indonesia
Secara urutan waktu sastra di Indonesia terbagi atas
beberapa angkatan, yaitu Angkatan Pujangga Lama, angkatan Sastra Melayu Lama,
angkatan Balai Pustaka, angkatan Pujangga Baru, angkatan 1945, angkatan
1950-1960-an, angkatan 1966-1970-an, angkatan 1980-1990an, angkatan Reformasi,
angkatan 2000-an.
a. Pujangga lama
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikaian karya sastra di Indonesia
yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi
oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat
meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di
Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama
karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga
Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII
muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya
Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, sertaNuruddin ar-Raniri.
Karya sastra pujangga
lama :
Sejarah
o Hikayat Aceh
o Hikayat Amir Hamzah
|
Syair
o
Syair Raja Mambang Jauhari
|
b. Sastra Melayu
Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun
1870-1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat
Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam
bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
Karya Sastra Melayu
Lama:
a)
Kapten Flamberger (terjemahan)
b)
Rocamblo(terjemahan)
c)
Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
c. Angkatan Balai Pustaka
Di ikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak
tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa(roman, novel, cerita
pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat
dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah
pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu
Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki
misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu
bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawadan bahasa Sunda; dan dalam jumlah
terbatas dalam bahasa Bali,bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Penulis dan Karya
Sastra Angkatan Balai Pustaka :
Merari siregar
o Azab dan Sengsara
(1920)
o Binasa kerna Gadis
Priangan (1931)
o Cinta dan Hawa
Nafsu
|
Marah Roesli
o Siti Nurbaya(1920)
o La Hami(1924)
|
d. Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya
sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada
masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme
dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual,
nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 -
1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar
Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus
sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang.
Penulis Dan Karya Sastra Pujangga baru :
Sutan Takdir Alisjahbana :
o Dian Tak Kunjung
Padam(1932)
o Tebaran Mega
–kumpulan sajak (1935)
o Layar Terkembang
(1936)
o Anak Perawan di
Sarang Penyamun (1940)
e. Angkatan 1945
Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya
telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih
realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik.
Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan
merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan
'45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan
Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin
bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak
Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis
dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.
Penulis Dan karya Sastra Angkatan 1945
o Chairil Anwar
o Kerikil Tajam (1949)
o Deru Campur Debu
(1949)
f. Angkatan 1950-1960-an
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah
sastra Kisahasuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita
pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan
diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Pada angkatan ini muncul gerakan
komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan
dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada
awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik
praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan
pecahnya G30S di Indonesia.
Penulis Dan Karya
Sastra Angkatan 1950-1960-an
o. Angkatan 1966-1970-an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra)pimpinan Mochtar Lubis Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya
sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan
munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan
absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak
membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada
angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalahMotinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono danSatyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia,H.B. Jassin.
Penulis dan Karya
Sastra 1966-1970-an :
h. Angkatan
1980-1990-an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah
tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang
menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra
Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan
penerbitan umum.Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an
ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira
Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan
Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi
Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita
Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya
antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati,
dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang
ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama
biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.Mira W dan Marga T adalah dua
sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi
ciri-ciri novel mereka.
Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah
wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih
dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan
untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an
biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Penulis dan Karya
Sastra Angkatan 1980-1990-an :
i. Angkatan
Reformasi
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tanganSoeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) danMegawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang "Sastrawan
Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya
karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik,
khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama
berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak
reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi
juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan
sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan
jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak
melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel
pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema
sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, danHartono Benny Hidayat dengan media online: duniasastra.com - nya, juga ikut meramaikan
suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan
Reformasi :
j. Angkatan 2000-an
Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan
Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru
bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan
Angkatan 2000". Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya
diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis,
dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka
yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utamidan Dorothea Rosa Herliany.
Penulis dan Karya
Sastra Angkatan 2000 :
|
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sastra berasal dari kata castra berarti
tulisan.Dari makna asalnya dulu,sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan
yang ditulis oleh manusia ,seperti catatan ilmu pengetahuan , kitab-kitab suci,
surat-surat, undang-undang dan sebaginya
Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari
tentang asas-asas hokum-hukum,prinsip dasar,seperti
struktur,sifat-sifat,jenis-jenis, serta sistem sastra. Sejarah sastra,yaitu
ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
Secara urutan waktu sastra di Indonesia terbagi atas
beberapa angkatan :
a. Angkatan
Pujangga Lama
b. Angkatan
Sastra Melayu Lama
c. Angkatan
Balai Pustaka
d. Angkatan
Pujangga Baru
e. Angkatan
1945
f. Angkatan
1950-1960-an
g. Angkatan
1966-1970-an
h. Angkatan
1980-1990an
i. Angkatan
Reformasi
j. Angkatan
2000-an
B. Saran
.
1. Hendaknya dilakukan
pembinaan untuk siswa – siswa yang berpotensi dan berminat dalam pembuatan
karya tulis,
2. Sebaiknya siswa harus
mengetahui tentang perkembangan sastra di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://scribd.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar